pura kehen - bali





Pura Kehen merupakan pura kahyangan jagat yang mempunyai keunikan pada pintu masuk pura yang tidak berbentuk Candi Bentar seperti pada umumnya pura kahyangan jagat namun berbentuk Candi Kurung, selain itu juga pura ini memiliki keunikan lain yaitu terdapatnya Bale Kulkul diatas pohon beringin yang berusia ratusan tahun yang konon menurut cerita apabila salah satu ranting ini petah maka pertanda akan terjadi musibah, sehingga hal ini menjadi suatu yang menarik dari Pura kehen.


Pura kehen ini merupakan tempat pemujaan bagi umat Hindu yang rutin melakukan kegiatan upacara keagamaan setiap enam bulan sekali tepatnya pada Hari Raya Pagerwesi dan upacara besar Ngusaba Dewa yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Selain itu juga masih ada upacara-upacara kecil lainnya seperti upacara Saraswati, Ulian Sugimanik, Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon serta Budha Kliwon.

Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan Pura Kehen ini dibuat, namun berdasarkan tiga prasasti yang ditemukan, tertulis angka 1204 Masehi. Adapun kata Kehen berasal dari istilah “keren” atau tempat api yang berhubungan dengan prasasti pertama yang menyebutkan kata-kata Hyang Api, Hyang Karinama, Hyang Tanda serta nama-nama biksu.






Dengan dijadikannya pura ini sebagai salah satu cagar budaya dan objek wisata maka dibuatlah beberapa fasilitas pendukung seperti: area parkir yang luas, toilet, dan warung penjual makanan dan minuman.


Tentang pura ini tentunya tidak terlepas dari kehidupan sosial serta mata pencaharian masyarakat sekitarnya, yang mana sebagian besar para penduduk disini mencari nafkah sebagai petani, namun demikian ada juga yang bekerja sebagai karyawan dan pedagang.

Lokasi Pura Kehen terletak di Desa Cempaga, Bangli, kabupaten Bangli, berjarak kira-kira 41 km dari Kota Denpasar Bali sehingga dapat ditempuh dalam waktu sekitar 50 menit perjalanan.







Share on Google Plus
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment